Wednesday, April 4, 2012

Mengontrol Diri Dengan Sikap Bijaksana


Bijaksana adalah memahami tetang keseimbangan. Memahami kejahatan dan kebaikan, memahami kemarahan dan kesabaran, memahami ketakutan dan keberanian, memahami orang lain dan diri sendiri.

Bijaksana berarti juga mengetahui. Mengetahui tentang keinginan, kebutuhan, hasrat, keindahan dan kecantikan.

Mengetahui adalah anugrah yang harus dipikul dengan tanggung jawab yang besar. Ketika anda mengetahui sifat buruk teman ataupun pasangan anda, itu memerlukan kebesaran hati, dibandingkan tidak mengetahuinya.


Teman saya menerima kenaikan gaji, hal yang rutin terjadi setiap tahun. Dia senang sekali dengan kenaikan sebesar 10% yang diterimanya tahun ini. Sampai di rumah sekeluarga ikut senang dengan kenaikan gaji tersebut. Di rumah dia berjanji akan bekerja lebih giat sebagai balas jasa atas kemurahan perusahaan.
Sampai di kantor dia ngobrol dengan teman-teman sekantor, dan alangkah kagetnya ketika dia mendengar teman kantornya menerima kenaikan sampai 15%.Perasaan gembiranya berubah menjadi kemarahan dan kebencian karena tidak diperlakukan secara adil oleh perusahaannya. Sampai-sampai dia keluar dari perusahaan tempat dia bekerja dan mencari pekerjaan yang lain.

Jadi untuk “mengetahui” dibutuhkan kekuatan dan keteguhan yang besar. Demikian juga dengan kebijaksanaan, dibutuhkan kekuatan dan tanggung jawab yang sangat besar.
Tapi menjadi lebih bijaksana akan mendapatkan keuntungan yang tidak terkira. Ini adalah hukum alam dari perbuatan. Siapa yang menanam dia yang akan menuai, siapa yang menabur angin akan menuai badai.

Ketika seseorang menabur kebaikan akan mendapatkan kebaikan, ketika seseorang menabur kebijaksanaan akan menjadi lebih bijaksana.
Saya belum bijaksana untuk itu saya akan menabur kebijaksanaan yang dikumpulkan dari kehidupan saya dan kehidupan orang lain, agar saya menjadi lebih bijaksana, setidaknya saya akan menjadi lebih manusiawi.


No comments:

Post a Comment